Jumat, 26 Juni 2015

Ku anfusakum wa ahlikum narron

Jagalah Dirimu dan Keluargama dari Api Neraka

Mendidik anak sangatlah penting untuk terus dinasihatkan agar kita selalu ingat betapa pentingnya tugas itu untuk keharmonisan keluarga kita didunia dan lebih2 untuk keberhasilan keluarga kita di masa depan yaitu masuk surga yang kita cita-citakan.
Di hadis Bukhori, Rosululloh SAW bersabda: "warrojulu roin ala ahli baitihi wahuwa mas ulun an roiyyatihi.wal mar atu roiyyatun ala ahli baiti zaujiha wawalidihi wahiya mas ulatun anhum"
Artinya: ;
Bapak adalah penggembala bagi semua anggota keluarganya dan nanti akan ditanya (diminta pertanggung jawabannya) atas gembalaannya itu.dan istri adalah penggembala bagi anggota keluarga nya ,dan nanti dia akan ditanya atas gembalaannya itu
Di surat At tahrim:6 ,Allah Suhana wata'ala berfirman: ;"Ya ayyuhalladhina amanu qu anfusakum wa ahlikum naron"
Artinya: ;Wahai orang iman ,jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka
Marilah kita perhatikan sabda Rosululloh SAW di Hadis Abu Dawud : 
Muru auladakum bissolati wahum abnau Sab sinina,wad ribuhum alaiha wahum abnau asrin.wafarriku bainahum fil madoji-Artinya: Perintahkanlah anak kalian untuk sholat saat masuk usia 7 tahun.dan jika berumur 10 tahun dia tidak mau sholat,maka pukullah(yang tidak merusak/hanya sebagai pelajaran),dan pisahilah tempat tidur mereka(tidak boleh tidur seranjang dg anak yg beda kelamin dg ortu nya saat sudah usia 10 th keatas)
Disinilah kita sebagai orangtua harus mendidik anak-anak kita sejak usia dini untuk mengenal sholat dan ibadah lainnya. Karena saat usia dinilah mereka akan mudah menyerap pelajaran2 dan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Kalau mereka sudah besar baru diajari sholat dan ibadah lainnya,maka sudah terlambat,dan akan menjadi susah untuk diterapkan.

Sabtu, 06 Juni 2015

Bekal Menyambut Puasa Ramadhan

Allah ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ  إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. al-’Ashr : 1-3)
Bulan Ramadhan tidak lama lagi datang. Bulan yang penuh dengan kebaikan dan pahala. Bulan yang mengingatkan kita akan tujuan hidup di alam dunia yang penuh dengan cobaan. Bulan yang mengajak kita untuk kembali menata hati, mengasah nurani, menanam benih-benih ketakwaan dan syukur kepada Rabb seru sekalian alam. Bulan yang penuh dengan nuansa ibadah dan dzikir kepada Allah.
Ada empat buah bekal yang harus kita siapkan; ilmu, amal, dakwah, dan sabar, untuk menyambut bulan penuh kebaikan ini. Ilmu tentang tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beramal dengan tuntunan itu. Berdakwah mengajak manusia untuk kembali kepada ajaran-ajaran Islam. Dan bersabar dalam menjalani ajaran-ajaran Islam.
Ilmu tentang ayat-ayat dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menguraikan tuntunan ibadah puasa hingga hari raya. Ilmu tentang hukum-hukum islam yang berkaitan dengan puasa, tarawih, zakat, dan lain sebagainya. Ilmu ini akan bisa kita peroleh dengan menyimak keterangan para ulama, karya-karya mereka, arahan dan nasihat mereka untuk menyambut dan menjalani ibadah di bulan mulia.
Kemudian, setelah mengetahui dan memahaminya dengan baik kita butuh untuk berdoa kepada Allah agar bisa mengamalkan ilmu yang telah kita ketahui. Menunaikan amal ibadah sesuai tuntunan dan ikhlas karena Allah ta’ala. Beramal dengan penuh harapan akan pahala dari Allah dan keutamaan dari-Nya. Beramal dengan senantiasa menyadari bahwa kebaikan semuanya adalah di tangan Allah dan karunia dari-Nya, bukan semata-mata hasil jerih payah, kemampuan dan kekuatan kita.
Kemudian, apabila seorang telah berbekal diri dengan ilmu dan dalil, hendaklah dia mengajak manusia ke jalan Allah. Kembali kepada al-Kitab dan as-Sunnah. Mengajak mereka dengan landasan ilmu dan keikhlasan. Mengajak mereka untuk berislam dan mengikuti tuntunan dengan penuh hikmah dan kesabaran. Dengan dakwah inilah, umat islam akan semakin mulia dan berjaya. Dakwah untuk mengenalkan syari’at Allah kepada umat manusia, bukan dakwah untuk mencari massa dan target-target dunia.
Setelah itu, seorang yang menginginkan kesuksesan dari usahanya hendaklah dia bersabar di atas jalan islam. Bersabar dalam menjalankan ketaatan dan bersabar dalam menjauhi larangan-larangan. Bersabar pula dalam menghadapi keletihan, capek, panas, haus, lapar, dan godaan nafsu ketika menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Sabar ini laksana kepala bagi anggota badan. Tanpa sabar maka lenyaplah iman.
Inilah empat bekal seorang muslim dalam menghadapi bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat bagi kita semuanya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.
Penulis: Ari Wahyudi