Rabu, 31 Desember 2014

Hukum Turut Serta Dalam Perayaan Tahun Baru.

Oleh Ust. Supiana Abu Zidni.

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

Merayakan Tahun Baru Masehi Dilarang Dalam Islam, dan Haram Hukumnya,
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.(HR: Abu Daud)

Sebagaimana difatwakan juga oleh  Majelis PermusyawaratanUlama (MPU) Aceh.  " Bahwa diharapkan kepada ummat Islam pada umumnya dan khuusunya di Aceh supaya mengikuti fatwa MPU Aceh terkait perayaan tahun baru masehi haram,
FPI Bireuen bersama masyarakat Bireuen akan mengadakan patroli pada malam pergantian tahun baru masehi, supaya Ummat Islam mengindahkan Fatwa Haram merayakan tahun baru yang sudah dikeluarkan oleh Majelis PermusyawaratanUlama (MPU) Aceh tersebut". ujar Tgk Zainuddin Al Biruny ketika dihubungi Seuramoe Mekkah pada Selasa,30/12/2014.

Menurut Tgk Zainuddin perayaan tahun baru masehi merupakan bentuk peribadatan agama kristen yang sudah dilakukan sejak romawi kuno, "perayaan itu merupakan bagian dari ritual/peribadatan dalam agama Kristen, Diharamkannya perayaan tahun baru itu juga disebabkan perayaan itu lahir dari ritual Romawi Kuno yang mengkultuskan Dewa Janus, , perayaan tahun baru masehi telah mengangkangi akidah Islam" papar Tgk Zainuddin.

"Kami juga memperingatkan pengelola hotel, cafe dan tempat hiburan lainnya agar tidak mengadakan pesta dan perayaan untuk menyambut tahun baru Masehi. "Jadi kami minta masyarakat tidak ikut-ikutan merayakan tahun baru".tambah Tgk Zainuddin.

1. Allah Subhanahu Wata’ala melarang kita mengikuti/meniru hari raya dan ritual agama selain Islam. Di antara ayat-ayat Al-Quran yang melarang dan mengecam tersebut yaitu:

a. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra: 36).

b. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah Swt itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak ada akan ada bagi pelindung dan penolong dari Allah”. (Al-Baqarah: 120).

c. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Kamu tidak mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadalah: 22).

d. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” (Al-Baqarah: 42).

e. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (Al-An’am: 82)

f. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”. (Al-Kafirun: 6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar