Senin, 11 Januari 2016

JALAN MENUJU KEBAHAGIAAN (BAGIAN 1 DARI 5)


Ustadz Firanda Andirja, MA

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله، نحمدُه ونستغفره ونستعينه ونستهديه ونعوذُ بالله من شرورِ أنفسنا ومن سيئاتِ أعمالنا، من يهْدِ اللهُ فلا مضِلَّ له ومن يضلل فلا هادي له.  وأشهد أنْ لا إله إلا اللهُ وحده لا شريك له وأشهد أنَّ محمداً عبدُه ورسولُه، لا نبي بعده.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

أم بعد فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار 

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Segala puji dan syukur wajib senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allāh Subhānahu wa Ta'āla atas segala limpahan karunia, kenikmatan dan kemudahan yang Allāh berikan kepada kita.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, imam kita, suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam dan juga keluarganya, serta seluruh shahābat Beliau tanpa terkecuali dan juga pada pengikut Beliau yang setia hingga akhir zaman kelak.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kita akan membahas tentang "Hal-Hal Yang Bisa Mendatangkan Kebahagiaan Seorang Hamba".

Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah berfirman dalam Al Qurān yang artinya:

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِى كَبَدٍ

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan bersusah payah."

(QS Al Balad: 4)

Dalam menjalani kehidupan di atas muka bumi ini, penuh kepayahan yang kita hadapi.

Bersusah payah dalam menghadapi godaan syaithan, dalam bekerja dan dalam berbagai macam urusan.

Oleh karenanya, seseorang terkadang bergembira dan terkadang bersedih; terkadang dia bisa menguasai urusannya; terkadang dia terkapar/tersungkur di hadapan permasalahan yang dia hadapi.

Demikianlah kondisi manusia, senantiasa dalam keadaan bersusah payah.

Dan tidak ada istirahat yang hakiki kecuali di akhirat (surga)

Selama dia masih di dunia maka dia akan menghadapi pernak-pernik kehidupan yang akan menimpa/mengganggu dirinya.

Dan tidak ada kehidupan yang benar-benar indah secara total kecuali di akhirat.

Terlebih-lebih lagi seorang yang beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dimana Allāh sudah menjanjikan bahwasanya orang-orang yang beriman pasti akan diuji.

أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُم‌ۖ مَّسَّتۡہُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ

"Apakah kalian menyangka akan masuk surga, sementara belum datang kepada kalian ujian yang pernah menimpa orang-orang sebelum kalian, mereka ditimpa dengan kesulitan, dengan kemudharatan, bahkan diguncang oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla (dengan bermacam-macam cobaan)."

(QS Al Baqarah: 214)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ

"Dan sungguh benar-benar Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan (kekhawatiran), kelaparan, ujian dalam hal ekonomi (sulitnya/kurangnya pemasukan), jiwa dan buah-buahan."

(QS Al Baqarah: 155)

Demikianlah kondisi seorang yang beriman; semakin beriman seseorang maka akan semakin banyak ujian yang menimpanya.

Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الصَّالِحُونَ، ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ،

"Sesungguhnya yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang shalih, kemudian selanjutnya, dan selanjutnya."

(HR Ahmad dan At Tirmidzi, hadits shahih)

Seorang diuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla berdasarkan kadar keimanannya.

Sampai-sampai Al Imam Asy Syāfi'ī rahimahullāh Ta'āla pernah berkata yang menggambarkan betapa banyak ujian yang menimpa beliau rahimahullahu ta'ala, yaitu:

◆ محنُ الزَّمانِ كثيرة ٌ لا تنقضي, وسرورهُ يأتيكَ كالأعيادِ

◆ Sesungguhnya ujian zaman datang terus tidak berhenti (silih berganti). Dan kegembiraan datang sesekali sebagaimana sesekalinya datangnya hari lebaran.

⇒ Ini gambaran yang pernah di ungkapkan oleh Al Imam Asy Syāfi'ī rahimahullāh, dimana begitu banyak ujian yang beliau hadapi.

Oleh karenanya, kita dapati ternyata seorang mu'min yang benar-benar beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah orang yang berbahagia.

Meskipun banyak ujian yang menghadapinya, banyak tantangan dan banyak susah payah yang dia alami.

Kenapa?

Karena dia menghadapi semua itu dengan keimanan dan ketakwaan.

Dia bisa mengkondisikan dirinya dalam menghadapi kondisi-kondisi berat dalam kehidupan ini.

Oleh karenanya, yang menjadi patokan kebahagiaan bukanlah banyaknya harta dan bukan juga sehatnya tubuh, tapi apa yang ada di hati.

Jika seseorang hatinya tentram, maka itulah orang yang berbahagia.
______________________________

http://www.bimbinganislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar